Dampak kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global semakin terasa. Belakangan ini, berbagai jenis peristiwa yang tampaknya menjadi bukti nyata kehancuran Bumi telah terjadi di seluruh belahan dunia. Misalnya, kebakaran hutan besar di Amazon dan Australia telah menghancurkan beberapa hektar ekosistem alam. Di sisi lain, di Indonesia, banjir yang terjadi di beberapa kota besar beberapa tahun lalu juga merupakan contoh kerusakan lingkungan.

Bencana alam di berbagai belahan dunia disebabkan oleh orang-orang yang tidak sepenuhnya menyadari semua tindakan yang diambil. Di Indonesia, misalnya, perilaku hemat energi belum dipahami dan diterapkan oleh semua orang. Semakin banyak orang menggunakan mobil atau mandi dengan banyak air, misalnya dengan mengisi baterai smartphone terlalu lama atau tidak melepaskan kabel elektronik dari stopkontak.


Saat ini Indonesia masih menghadapi masalah besar yang belum terpecahkan: sampah. Indonesia dianggap sebagai sumber sampah terbesar kedua di dunia setelah China. Kebanyakan sampah plastik. Dari segi ekonomis dan mudah ditemukan, plastik merupakan sampah sekali pakai dan biasanya dibuang begitu saja setelah digunakan. Peraturan ada di beberapa daerah, tetapi penggunaan plastik di tempat lain selalu gratis.


Hal ini membuat sebagian orang sadar akan langkah menuju gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Apa yang memberikan tujuan ini adalah gaya hidup yang berkelanjutan. Hidup berkelanjutan adalah cara hidup yang sadar sepenuhnya untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.